Wednesday, November 14, 2018

Ada Lima Pelajaran Saat Indonesia Menang Atas Timor Leste

Ada Lima Pelajaran Saat Indonesia Menang Atas Timor Leste

Timnas Indonesia sekarang berada dalam posisi yang amat tidak bagus. Tentu ketika menjamu Timor Leste didalam lanjutan Piala AFF 2018, Mereka bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta 13/11/2018 pada malam kemarin, Skuat Garuda sendiri tampil cemas sebelum akhirnya mampu meraih kemenangan dengan hasil 3-1.

Baik Indonesia maupun Timor Leste. Memang menyongsong laga kali ini dengan sama-sama kalah di laga pertama. Indonesia awalnya kalah 0-1 melawan Singapura, sementara Timor Leste dibantai 0-7 oleh Thailand.

Tetapi. Timor Leste sempat memberikan bayangan cukup buruk kepada Indonesia setelah Rufino Gamma berhasil mencetak gol ketika tiga menit setelah babak kedua berjalan. Tentu gol itu sangat mengejutkan para pemain Indonesia yang ketika itu lagi cemas dan bingung atas pertahanan Timor Leste tersebut.

Tetapi. Indonesia malahan mampu memenuhi harapan dan bangkit dengan menciptakan tiga gol balasan dari Alfath Fathier, Penalti Stefano Lilipaly, dan Alberto Goncalves.

Inilah lima pelajaran dari kemenangan 3-1 Indonesia melawan Timor Leste.

1. Bima Sakti Tidak Takut Akan Perubahan
Setelah dia melihat timnya kalah di partai pembuka Grup (B) Piala AFF 2018 melawan Singapura. Jumat 9/11/2018 yang lalu, Pelatih Indonesia, Bima Sakti tidak ada rasa takut dan ragu untuk merombak timnya dengan membuat enam perubahan dalam starting XI-nya.

Walaupun tidak langsung terlihat efektif perubahan tersebut. Bima Sakit layak mendapatkan kredit karena menunjukkan bahwa dia siap mengubah keadaan bila sesuatunya tidak bekerja dengan baik.

Tentu secara khususnya. Keputusan Bima memainkan winger berpengalaman Andik Vermansah terbukti berbuah manis. Pemain asal Surabaya tersebut menjadi aktor atas gol penyama kedudukan dari Alfath sebelum membantu Indonesia unggul setelah memenangkan penalti yang mampu dieksekusi dengan baik oleh Stefano Lilipaly.

2. Riko Simanjuntak Mengubah Perubahan Situasi.
Pemain sayap yang lincah milik Persija Jakarta. Riko Simanjuntak benar-benar mengubah jalannya pertandingan pada laga kedua Piala AFF 2018 melawan Timor Leste tersebut setelah dia masuk dari bangku cadangan.

Seperti yang sudah dia lakukan melawan Singapura. Kecepatan dan kemampuan mengecoh lawan benar-benar menjadi masalah bagi pertahanan Timor Leste. Riko sendiri akhirnya mampu memberikan assist untuk gol yang dicetak oleh Alberto Goncalves lewat umpan silangnya yang dia kirim setelah mengecoh dua pemain belakang lawan.

Seperti yang sudah dia tunjukkan bersama Persija di level klub tersebut. Riko tidak memiliki masalah untuk bermain selama 90 menit sehingga Bima Sakti harusnya bisa memainkannya sejak menit awal permainan.

Tetapi. Apakah dia sendiri akan tetap mampu memberikan ancaman yang lebih dan menjadi game changer ketika bermain selama 90 menit?. Itu adalah pertanyaan yang sejauh ini masih belum terjawabkan.

3. Timor Leste Sendiri Punya Penyerang Yang Sangat Berbahaya.
Timor Leste mungkin akan berjuang keras untuk menghentikan Singapura dan Filipina di sisa dua pertandingan mereka. Karena jika soal bertahan tentu sangat jelas bukan keahlian mereka.

Tetapi. Ketika Timor Leste menyerang, Mereka tentu sangat tidak boleh untuk diremehkan.

Henrique Cruz memang sejauh ini belum kelihatan tajinya. Tetapi, Dia sendiri mampu menunjukkan kualitas yang dia milikinya saat mengalahkan Brunei Darussalam di playoff yang menunjukkan bahwa dia tahu dimana gawang itu terletak. Sementara itu, Rufino sendiri menghasilkan salah satu gol terbaik di Piala AFF 2018 lewat sebuah tendangan voli yang sangat fantastis dari tepi kotak penalti ke gawang Indonesia yang dijaga Andritany Ardhiyasa.

4. Tentu Lini Tengah Indonesia sangat Kurang Kreativitasnya.
Sudah bukan menjadi rahasia lagi. Tim Merah-Putih dikenal sebagai tim yang mengandalkan kecepatan sayap-sayap mereka dengan pemain seperti Andik Vermansah, Febri Hariyadi, Riko Simanjuntak hingga Irfan Jaya. Tiga nama terakhir adalah generasi baru dari sayap timnas Indonesia saat ini.

Tetapi. Dibandingkan dengan tim seperti Thailand dan Vietnam yang memiliki para gelandang pemikir dan pemain yang mampu mengalirkan bola. Lebih ke depan untuk mengkreasi serangan atau mengeksekusinya langsung, Indonesia sendiri benar-benar tidak memiliki pemain dengan atribut seperti itu, Tentu itu tampak semakin jelas ketika melawan Timor Leste.

Untuk semua hype yang dia dapatkan. Tentu ini membuat Evan Dimas lebih sebagai sering bermain ke dalam dan kesulitan untuk jalankan tugasnya sebagai seorang pengatur serangan di sepertiga terakhir area lawan.

Jika bertemu dengan tim seperti Thailand. Tentu, Indonesia jelas tidak lagi hanya mengandalkan sayap-sayap mereka untuk mengancam pertahanan lawan. Karena seorang playmaker yang bermain lebih ke depan harus segera ditemukan, Ataupun mungkin mengubah gaya dalam bermain.

5. Apakah Indonesia Akan Menyesali Hanya Punya Sedikit Penyerang?.
Setelah dia menikmati waktunya untuk mencetak gol demi gol didalam level klub bersama Persipura Jayapura, Arema dan juga Sriwijaya FC, Tentu, Pemain naturalisasi Alberto Goncalves bukanlah pilihan buruk untuk menjadi pemimpin serangan Indonesia.

Dia sendiri telah memiliki awal yang sulit di Piala AFF 2018. Tetapi, Dirinya mampu mencetak gol lewat sundulan akurat ke gawang Timor Leste. Namun, Dia sendiri juga tidak memanfaatkan sejumlah peluang emas dengan cukup baik.

Tetapi. Saat ini memang menjadi dilema karena selain Beto. Tentu satu-satunya pilihan yang sangat mencolok di lini depan Indonesia adalah Dedik Setiawan, Sang penyerang yang sudah berhasil mencetak 9 gol untuk Arema di Liga 1. Tetapi, Jumlah itu tentu bukanlah jumlah terbaik untuk penyerang di liga saat ini.

Memang saat ini masih ada nama Stefano Lilipaly yang dimainkan sebagai seorang penyerang ketika Asian Games 2018 lalu. Tetapi, Gaya bermain Lilipaly lebih cocok menjadi seorang gelandang serangan yang bermain di belakang penyerang utama. Jadi sekarang pertanyaannya adalah, Bila Beto melempem, Apakah Indonesia akan memiliki daya ledak yang cukup untuk mengarungi turnamen?," tutupnya.

No comments:

Post a Comment